Rabu, 31 Maret 2010

Wayang Listrik Dari BALI




Bali, pulau yang kaya dengan seni, ternyata memiliki seniman-seniman berbakat yang mendedikasikan dirinya untuk kesenian. Termasuk di antaranya adalah seorang pedalang muda, Made Sidia, yang sejak belajar sekolah seni di Denpasar telah bereksperimen dengan berbagai metode untuk memberikan presentasi visual yang lebih menarik dalam pertunjukkan wayang kulit.

Pertunjukan terbarunya adalah apa yang ia namakan dengan wayang listrik dan baru saja digelar pada saat pembukaan Art Summit Indonesia V di Taman Ismail Marzuki pada tanggal 26 Oktober lalu. Ia berhasil menampilkan tontonan wayang klasik dengan sentuhan modern. Wayang listrik adalah hasil dari eksperimen dengan menggunakan elemen-elemen pertunjukkan modern untuk membuat pertunjukan wayang tidak hanya menarik secara visual tapi juga menyajikan cerita yang indah dengan tetap menjaga integritas dan kejernihan cerita dan pesan-pesan yang ingin disampaikannya.

Teater Wayang Listrik ini digarap Made Sidia dengan menggunakan tiga layar dalam ukuran berbeda. la juga menggunakan proyektor untuk menampilkan rekaman video dan gambar-gambar digital sebagai latar belakang dihampir sebagian besar adegan dalam pementasannya, juga permainan cahaya dan instrumen musik modern. Dengan brilian ia menggabungkan musik gamelan dan instrumen modern, seperti drum dan gitar, serta gerakan tari yang merekatkan pertunjukan ini menjadi satu keutuhan.

Untuk menaklukkan ruang yang lebar, Made Sidia mengerahkan beberapa orang dalang yang memainkan wayang secara bergantian. Dengan bantuan papan luncur (skateboard), setiap dalang dapat dengan mudah berganti-ganti posisi sesuai dengan peran yang tengah dimainkannya. Pemakaian papan luncur ini telah menjadikan mereka dijuluki Wayang Skateboard oleh komunitas orang asing di Bali. Dalam keseluruhan pertunjukan, Sidia tetap menjadi narator di samping ikut memainkan wayang bersama dalang lainnya.

Made Sidia bukan nama baru dalam dunia perwayangan. Bahkan, metodenya yang kontemporer telah membawa pertunjukan wayang Bali ini memasuki era baru dan karyanya telah dipertunjukkan di berbagai pentas di dalam dan luar negeri. Jika pertunjukan wayang tradisi memakai blencong, atau lampu kuno yang dinyalakan dengan minyak kelapa untuk memproyeksikan wayang ke layar, maka karya kontemporer menggunakan proyektor yang dioperasikan oleh komputer.

Pemakaian komputer memberikan gambar dan visual effect yang lebih jelas sebagai latar dalam pertunjukkan, menampilkan gambar-­gambar yang berbeda, dari hutan, gunung, candi dan laut - baik berwarna maupun hitam putih, membuat pertunjukan wayang kulit kontemporer lebih menyerupai pertunjukan film.

Kali ini, Sidia bercerita tentang Perjalanan Tualen. yang mengekspresikan kegelisahannya menghadapi situasi zaman yang melintas di depan matanya. la begitu masygul melihat betapa tabiat manusia di masa kini ternyata belum jauh beranjak dari primata!

Terinspirasi dari cerita epik Ramayana, cerita ini dimulai ketika Rama Dewa, putra mahkota kerajaan Ayodya, rela menanggalkan semua kemewahan hidup dan mengasingkan diri di dalam hutan untuk menghindari pertumpahan darah dan perpecahan keluarga. Bersama istrinya, Dewi Sita, adiknya Lesmana dan pembantu setianya, Rama memulai pengasingannya, yang awalnya berupa cobaan hidup tapi kemudian membawanya lebih jauh lagi.

Ketika Sita diculik oleh raja Alengka, Rahwana, pertunjukan memasuki babak dimana ia tidak hanya bercerita tentang kisah cinta klasik tapi memberi makna filosofi yang lebih dalam, saat Rama menyadari bahwa ia tidak hanya kehilangan istrinya tapi juga cinta dan kehormatannya.

Dalam situasi demikian, Tualen, seorang abdi yang telah menyerahkan diri dan hidupnya pada Rama tentulah turut merasakan apa yang dirasakan tuannya. Dalam perjalanan panjang menunaikan tugasnya itulah di dalam diri Tualen sendiri bergejolak gairah pencarian yang dahsyat. Pencarian Sita juga! Sita dalam bentuk cinta dan kehormatan yang hilang dirampas oleh ketamakan, kepongahan dan kedunguan!

Senin, 29 Maret 2010

PENTINGNYA MEMILIKI MOTIVASI

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.

Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/ organisasi.

MOTIVASI BELAJAR

Motivasi belajar tidak hanya penting untuk siswa tetapi juga guru. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa sebagai berikut:

· Menyadarkan kedudukanpada awal belajar, proses dan hassil akhir

· Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, bila dibandingkan dengan teman sebaya.

· Mengarahkan kegiatan belajar

· Membesarkan semangat belajar

Pentingnya motivassi belajar bagi guru sebagai berikut:

· Membangkitkan dan memelihara semangat siswa sampai berhasil, membangkitkan bila siswa tak bersemangat meningkatkan bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar.

· Motivasi belajar siswa dikelas bermacam – macam, ada yang acuh tak acuh,ada yang memusatkan perhatian, ada yang bermain, disamping yang bersemangat untuk belajar. Dengan bermacam ragam motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam – macam strategi belajar mengajar.

· Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam – macam peran, seperti penasehat, fasilisator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah dan guru pendidik.

· Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagosis

LARANGAN MEROKOK EFEKTIF KURANGI RESIKO JANTUNG

Setelah 5 tahun diundangkan Perda larangan merokok pemerintah DKI Jakarta Kamis (18/6/09), mulai menindak para pelanggar merokok. Larangan merokok di tempat umum benar-benar efektif mengurangi kejadian serangan jantung pada perokok pasif. Menurut laporan dari U.S. Institute of Medicine (IOM) kebijakan bebas rokok bisa mengurangi risiko serangan jantung hingga 47 persen dan secara signifikan mengurangi gangguan jantung lainnya. Selain itu, laporan ini juga menemukan fakta menarik, bahwa terpapar asap sebentar saja pada perokok pasif bisa memicu serangan jantung.

"Laporan ini semakin memperjelas kalau kebijakan bebas asap rokok mempunyai dampak positif dalam mengurangi serangan jantung di banyak komunitas," terang Dr. Clyde Yancy, presiden American Heart Association. Menurut Yancy, efek negatif asap rokok di tempat kerja dan tempat umum terhadap perokok pasif tidak perlu dipertanyakan lagi."Kita harus terus menetapkan dan menjalankan undang-undang bebas asap rokok yang bersifat menyeluruh ke seluruh pelosok negara untuk menyelamatkan banyak nyawa dan mengurangi jumlah perokok baru."

Perokok pasif


"Kami benar-benar menemukan hubungan sebab-akibat antara penyakit jantung dan paparan asap pada perokok pasif," tutur ketua IOM Dr. Lynn R. Goldman, seperti dikutip situs healthday. Selain itu, lanjut Goldman, ditemukan juga bukti yang cukup untuk mendukung adanya hubungan sebab-akibat antara paparan asap pada perokok pasif dan serangan jantung atau kejadian koroner akut.

Semakin lama perokok pasif terpapar asap, dan semakin banyak jumlah asap yang memapar, maka risiko gangguan jantung atau serangan jantungnya juga semakin besar," tegas Goldman.

Sebelum mencapai kesimpulan ini, IOM terlebih dahulu mengkaji data-data, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak, serta mendengar testimoni mengenai hubungan antara perokok pasif dan gangguan jantung.


Studi-studi menunjukkan, larangan merokok mengurangi risiko serangan jantung mulai dari 6%-47%. Studi-studi lain juga menyebutkan kalau terpapar asap dari lingkungan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 25%-30%.

Meskipun tidak ada data langsung yang menunjukkan kalau paparan singkat asap dari lingkungan bisa memicu serangan jantung, bukti tidak langsung mendukung kesimpulan ini. Data lain bahkan menyebutkan kalau terpapar partikel pencemar sebentar saja bisa menyebabkan serangan jantung, dan partikel pencemar ini juga dihirup oleh perokok pasif.

RENCANA P.I


Ø Saya ingin membuat Penulisan Ilmiah atau PI yang berguna bagi saya dan juga bermanfaat pada masyarakat umum.

Ø Supaya bermanfaat pada saat saya berkerja.

Ø Dan dapat diaplikasikan dimasyarakat terutama masyarakat umum.

Manfaat PI Bagiku

1. Melatih daya berpikir kita untuk tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan atau kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
2. Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus dan Ensiklopedia yang disusun tertib.
3. Oleh sebab pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah ialah laporan tentang kebenaran yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan bukan karangan belakang.
4. Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukannya jawaban berupa karya ilmiah.
5. Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab landasan teori atau kerangka teoritis yang berfungsi memaparkan teori-teori para ahli serta mengomentari atau mengkritiknya untuk mendukung dan memperkuat argumen para penulis.
6. Bahasa komunikatif ilmiah memiliki syarat,
yaitu :
a. Harus jelas.
b. Penempatan gatra.
c. Diksi atau pilihan kata harus tepat.
d. Bahasa yang digunakan harus benar-benar Fakta

Contoh Hubungan Subjek - Predikat

Hubungan bahasa dalam subyek dan predikat mempunyai 3 fungsi pokok, yakni :

  • fungsi ekspresif atau emotif,
  • fungsi afektif atau praktis, dan
  • fungsi simbolik dan logik.

Bahasa yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan atau kalimat deklaratif jika ditinjau berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

  • pernyataan analitik dan
  • pernyataan sintetik.

    Pernyataan (statement) dalam logika ditinjau dari segi bentuk hubungan makna yang dikandungnya, pernyataan itu disamakan juga dengan proposisi. Proposisi atau pernyataan berdasarkan bentuk isinya dibedakan antara 3 macam, yakni :

  • proposisi tunggal,
  • proposisi kategorik, dan
  • proposisi majemuk.

Dari ketiga proposisi tersebut, yang akan dibahas di sini ialah proposisi kategorik, sebab dari proposisi ini dapat terlihat pola hubungan antara subjek dan predikat.


Proposisi kategorik adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan dua term sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah. Hubungan ini berbentuk pengiyaan atau pengingkaran. Term adalah ungkapan konsep, ide atau pengertian dalam bentuk kata atau istilah. Konsep sendiri adalah hasil tangkap dari akal.

  1. Term sebagai subjek adalah hal yang diterangkan dalam proposisi.
  2. Term sebagai predikat adalah hal yang menerangkan dalam proposisi.

Dalam Kedua unsur subjek dan predikat tersebut yang merupakan materi pokok proposisi kategorik.

Secara sederhana, proposisi kategorik dibedakan atas empat macam, yaitu:

  • proposisi universal afirmatif,
  • proposisi universal negatif,
  • proposisi partikular afirmatif,
  • dan proposisi partikular negatif.

Dari empat macam proposisi kategorik berdasarkan denotasi atau luas term yang dihubungkan, dapat dibedakan menjadi tujuh macam proposisi kategorik.


 


 

1. Proposisi Universal Afirmatif

Proposisi universal afirmatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat,

dirumuskan sebagai berikut : "Semua S adalah P".


Proposisi ini sama artinya dengan "S yang non P itu tidak ada (kelas kosong)". Proposisi ini disebut tipe A. Berdasarkan perbandingan luas term, dapat dibedakan atas dua macam:

  1. universal afirmatif ekuivalen dan
  2. universal afirmatif implikasi.
  • Proposisi universal afirmatif ekuivalen ialah pernyataan umum X mengiyakan yang antara subjek dan predikat merupakan suatu persamaan, yakni semua anggota subjek adalah anggota predikat dan semua anggota predikat adalah anggota subjek,

    contoh : Semua manusia yang hidup bernafas.

  • Proposisi universal afirmatif implikasi ialah pernyataan umum mengiyakan yang semua subjek merupakan bagian dari predikat, yakni semua anggota subjek menjadi himpunan bagian dari predikat,

    contoh : Setiap mahasiswa Universitas Indonesia memiliki KTM.

2. Proposisi Universal Negatif

Proposisi universal negatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat,

dirumuskan: "Semua S bukan P", bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut :


Proposisi ini sama artinya: S yang P itu tidak ada (kelas kosong). Proposisi ini disebut tipe E. Proposisi universal negatif berdasarkan perbandingan luas term, hanya ada satu bentuk, yaitu berbentuk eksklusif sehingga lengkapnya disebut universal negatif eksklusif, yaitu pernyataan umum mengingkari yang berarti antara subjek dan predikat tidak ada hubungan, misalnya semua rakyat Indonesia tidak mengikuti ajaran komunis.

3. Proposisi Universal Partikular Afirmatif

Proposisi partikular afirmatif ialah pernyataan bersifat khusus yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: "Sebagian S adalah P", bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut :


Proposisi partikular afirmatif berdasarkan perbandingan luas term, dapat dibedakan atas dua macam: partikular afirmatif inklusif dan partikular afirmatif implikasi.

  • Proposisi partikular afirmatif inklusif ialah pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian subjek merupakan bagian dari predikat, yakni ada anggota subjek yang menjadi bagian predikat dan ada anggota predikat yang menjadi bagian subjek,

    contoh : Sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing.

  • Proposisi partikular afirmatif implikasi ialah pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian dari subjek merupakan suatu predikat, yakni ada sebagian anggota subjek yang menjadi himpunan predikat,

    misal: Sebagian mahasiswa Universitas Indonesia adalah warga Depok.


 


 

4. Proposisi Universal Partikular Negatif

Proposisi partikular negatif ialah pernyataan bersifat khusus yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: "Sebagian S bukan P" , bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut :


Proposisi partikular negatif berdasarkan perbandingan luas term terdapat dibedakan atas dua

macam: partikular negatif inklusif dan partikular negatif implikasi.


 

Minggu, 07 Maret 2010

Penalaran


NALAR INDUKTIF DAN NALAR DEDUKTIF

A. Pendahuluan

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran  mengembangkan paham empirisme.

B. Berpikir induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal 444  W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)

Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)

Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

Buat contoh penegasan kita kembali pada masyarakat Yunani, masyarakat yang sebenarnya merintis kesopanan manusia. Lama sudah terpendam dalam otaknya Archimedes, pemikir Yunani yang hidup 250 tahun sebelum Masehi, persoalan: apa sebab badan yang masuk barang yang cair itu, jadi enteng kekurangan berat? Ketika mandi, maka jawab persoalan tadi tiba-tiba tercantum di matanya dan kegiatan yang memasuki jiwanya menyebabkan dia lupa akan adat istiadat negara dan bangsanya. Dengan melupakan pakaiannya, ia keluar dari tempat mandinya dengan bersorak-sorakkan "heureuka" saya dapati, saya dapati, adalah satu contoh lagi dari kuatnya nafsu ingin tahu dan lazatnya obat haus "ingin" tahu itu. Archimedes menjalankan experiment yang betul, ialah badannya sendiri, yang jadi benda yang dicemplungkan ke dalam air buat mandi. Dengan cara berpikir, yang biasa dipakainya sebagai pemikir besar, ia bisa bangunkan satu undang yang setiap pemuda yang mau jadi manusia sopan mesti mempelajari dalam sekolah di seluruh pelosok dunia sekarang.

Menurut undang Archimedes, maka kalau benda yang padat (solid) terbenam pada barang cair, maka benda tadi kehilangan berat sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda itu.Tegasnya kalau berat Archimedes di luar air umpamanya B gram dan berat air yang dipindahkan oleh badan Achimedes b gram, maka berat Archimedes dalam air tidak lagi B gram, melainkan (B-b) gr.

Dengan contoh dirinya sendiri sebagai benda dan air sebagai barang cair, maka simpulan yang didapatkan Archimedes dalam tempat mandi itu belumlah boleh dikatakan undang. Semua benda dalam alam, kalau dicemplungkan ke dalam semua zat cair mestinya kekurangan berat sama dengan berat-zat cair yang dipindahkan oleh benda itu. Kalau semuanya takluk pada kesimpulan tadi, barulah kesimpulan itu akan jadi Undang dan barulah Archimedes tak akan dilupakan oleh manusia sopan, manusia yang betul-betul terlatih sebagai bapak undang itu. (Madilog. hal 100-101 Tan Malaka, Pusat Data Indikator)

C. Berpikir deduktif

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273  W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)

Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (www.id.wikipedia.com).

Pada induksi kita berjalan dari bukti naik ke undang. Pada cara deduksi adalah sebaliknya. Kita berjalan dari Undang ke bukti. Kalau kita bertemu kecocokan antara undang dan bukti, maka barulah kita bisa bilang, bahwa undang itu benar.

Kalau kita sudah terima, bahwa semua benda kehilangan berat dalam semua cair, maka kita ambil satu benda dan satu zat cair buat penglaksanaan. Kita ambil sepotong timah, kita timbang beratnya di udara. Kita dapat B gram. Kita masukkan timah tadi ke dalam air. Kita timbang beratnya air yang dipindahkan oleh timah tadi, kita dapati b gram. Menurut undang Archimedes timah tadi mesti kehilangan berat b gram. Jadi ditimbang dalam air, beratnya menurut Archimedes mestinya (B-b) gram. Sekarang kita ambil beratnya dan timbangan timah yang terbenam tadi. Betul kita dapat (B-b) gr. Jadi betul cocok dengan undang Archimedes. Sekarang induction sudah beralasan deduction, kebenaran undang sudah di sokong oleh penglaksanaan. Berulang-ulang kita lakukan pemeriksaan kita dengan benda dan zat cair berlainan dan berulang-ulang kita saksikan kebenaran undangnya Archimedes, pemikir Yunani itu. (Madilog. hal 104. Tan Malaka, Pusat Data Indikator)

D. Kesimpulan

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya  hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.

Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

Maka dapat disimpulkan bahwa nalar deduktif dan nalar induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.